Minggu, 31 Mei 2015

ROADMAP STATCAP CERDAS , BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA





(STATCAP CERDAS BPS :2015)

ROADMAP




roadmap

BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA DAN LOGO SENSUS EKONOMI 2016

                                       Sensus Ekonomi 2016





(BPS :2016) Mengapa Sensus Ekonomi harus dilakukan?

Setiap keputusan harus diambil berdasarkan informasi yang valid dan akurat. Sensus Ekonomi dilaksanakan untuk mendapatkan informasi potret utuh perekonomian bangsa, sebagai landasan penyusunan kebijakan dan perencanaan pembangunan nasional maupun regional.


Pendataan seluruh sektor usaha secara menyeluruh (selain sektor pertanian) akan mampu menghasilkan gambaran lengkap tentang level dan struktur ekonomi non-pertanian, berikut informasi dasar dan karakteristiknya. Selain itu juga akan diketahui daya saing bisnis di Indonesia, serta penyediaan kebutuhan informasi usaha.


Bagaimana Metode Pendataan Sensus Ekonomi 2016?
  1. Metode listing usaha/Perusahaan:
  2. Pencacahan dilakukan di seluruh wilayah NKRI, mencakup seluruh usaha ekonomi.

  3. Metode Pendataan Karakteristik Usaha Mikro
  4. Pencacahan dilakukan secara sampel berdasarkan frame hasil listing SE2016

  5. Metode Pendataan karakteristik Usaha Menenengah Besar
  6. Dilakukan secara sensus untuk Seluruh usaha/perusahaan dengan skala usaha menengah dan besar

    Usaha Pada Sektor Apa Saja yang Akan Ditata Dalam Sensus Ekonomi 2016?
    • Pertambangan dan penggalian
    • Industri Pengolahan
    • Pengadaan Listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin
    • Pengadaan Air, pengelolaan sampah dan daur ulang, pembuanagn dan pembersihan limbah dan sampah
    • Konstruksi
    • Perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil motor
    • Transportasi dan pergudangan
    • Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum
    • Informasi dan komunikasi
    • Jasa keuangan dan asuransi
    • Real estate
    • Jasa profesional, ilmiah dan teknis
    • Jasa persewaan, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya
    • Jasa pendidikan
    • Jasa kesehatan dan kegiatan sosial
    • Kebudayaan, hiburan, dan rekreasi
    • Kegiatan jasa lainnya
    • Jasa perorangan yang melayani rumah tangga
    • Kegiatan badan dan organisasi internasional
    • Apa yang Diperoleh Dari Pelaksanaan Sensus Ekonomi 2016?
      • Pemetaan potensi (level) ekonomi menurut wilayah, jenis dan pelaku usaha
      • Benchmarking PDB/PDRB, ketenagakerjaan, dan lain-lain
      • Tersedianya sampling frame untuk berbagai kegiatan survei bidang ekonomi (Survei Harga, Survei Produksi, Survei Distribusi, Survei Jasa, Survei Khusu/adhoc, dsb)
      • Terbangunnya basis data dan benchmark Updating Integrated Business Register (IBR)
      • Karakteristik usaha menurut skala usaha
      • Karakteristik usaha (unik): franchise, e-commerce/online business, multilevel marketing, dll.
      • Pemetaan daya saing bisnis menurut wilayah
      • Tinjauan prospek bisnis dan perencanaan investasi di Indonesia

MANFAAT STATCAR CERDAS BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA



(STATCAP CERDAS BPS :2015)
MANFAAT



Benefit
Banyak sekali manfaat yang akan dirasakan dengan keberhasilan program STATCAP-CERDAS ini. Manfaat ini tidak hanya dirasakan oleh BPS saja, namun juga dirasakan oleh pihak-pihak eksternal, baik sebagai penyedia data maupun pengguna data. Beberapa manfaat yang dapat dirasakan dapat dilihat pada gambar di atas.
STATCAP-CERDAS merupakan program transformasi BPS yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi Badan Pusat Statistik (BPS) dalam memproduksi sampai dengan mendiseminasikan data. Semua proses produksi sampai dengan diseminasi data dilakukan dengan cara integrasi kegiatan statistik. Integrasi kegiatan statistik maksudnya adalah kegiatan statistik yang terintegrasi dari perencanaan, persiapan, lapangan, pengolahan, analisis, diseminasi, sampai penggunaan data baik oleh pihak luar maupun internal. Jadi, dari hulu sampai hilir terintegrasi jadi satu sistem. Dengan proses produksi yang terintegrasi, efektif dan efisien ini, diharapkan akan membawa manfaat untuk penyedia dan pengguna data BPS.
Manfaat yang dapat dirasakan oleh penyedia data (sumber data) diantaranya adalah penyedia data akan diberikan kemudahan-kemudahan dalam rangka menyampaikan datanya ke BPS. Penyedia data dapat mengisi kuesioner dengan cara online tanpa harus merasa terganggu dengan kedatangan petugas pencacah BPS yang sering bolak-balik mengunjungi satu perusahaan untuk survei yang berbeda. Penyedia data akan diberi kenyamanan dengan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana, tidak membutuhkan waktu yang banyak, ataupun bisa menggunakan gadget mereka untuk menyampaikan data. Selain itu, kerahasiaan data penyedia data merupakan salah satu hal yang sangat diutamakan oleh BPS.
Selain penyedia data, program STATCAP-CERDAS ini akan memberikan manfaat yang banyak bagi pengguna data. Diantaranya adalah pengguna data bisa mendapatkan data dengan cara yang mudah, murah dan up to date. Beberapa macam channelbisa dipilih oleh pengguna seperti website, gadget maupun datang langsung ke kantor BPS seluruh Indonesia dengan Pelayanan Statistik Terpadu (PST).

(STATCAP CERDAS BPS :2015 ) METODOLOGI

(STATCAP CERDAS BPS :2015METODOLOGI


Tuntutan pengguna data terhadap peningkatan kualitas data  statistik semakin meningkat. Lebih jauh lagi, pengguna data menginginkan  data bisa tersedia lebih cepat (faster), bisa diperoleh lebih mudah (easier),  dan lebih berkualitas (better). Tuntutan ini tidak bisa dianggap remeh apalagi bila dikaitkan dengan visi menjadi pelopor data statistik terpercaya untuk semua. Pengamatan menunjukkan bahwa terlalu besar celah (gap) antara kondisi saat ini dengan kondisi masa mendatang yang diinginkan. Proses bisnis yang terdapat di semua sektor kegiatan statistik menunjukkan bahwa ada peluang digunakannya sistem yang terintegrasi melalui pembentukan infrastruktur yang dikelola dan digunakan secara lebih baik, bukan dengan pendekatan yang dilaksanakan secara terpisah-pisah (silo). Selain mencapai efisiensi dalam hal pengurangan duplikasi kegiatan, infrastruktur tersebut juga memungkinkan terjadinya proses integrasi di berbagai kegiatan statistik, sehingga konsistensi dan koherensi setiap data statistik BPS dapat tercapai.
Keempat komponen utama yang merupakan pilar STATCAP-CERDAS harus diimplementasikan agar visi BPS tercapai. Empat komponen utama tersebut adalah sebagai berikut.
1. Peningkatan Kualitas dan Transformasi Statistik
Tujuan yang akan dicapai pada tahap ini adalah untuk meningkatkan kepuasan dan kepercayaan pengguna terhadap data yang dihasilkan BPS. Cakupan kegiatan pada tahap ini adalah membangun Statistical Business  Framework and Architecture (SBFA); mendefinisikan, membenahi, membangun dan mengimplamentasikan infrastruktur statistic; mendesain ulang dan mengimplementasikan business process yang baru, yang akan menerapkan Generic Statistical Business Process Model (GSBPM).
2. Peningkatan peran TI
Tujuan yang hendak dicapai dengan peningkatan peran di bidang Teknologi Informasi (TI) di BPS adalah untuk dapat memperbaiki kualitas layanan BPS sehingga masyarakat akan merasa puas dengan kinerja BPS. Teknologi terbaru yang diterapkan di seluruh BPS diharapkan dapat mempercepat pengiriman laporan hasil pendataan di lapangan. Selain itu, kemudahan akses layanan juga menjadi salah satu tujuan BPS agar setiap masyarakat yang membutuhkan data dari BPS dapat dengan mudah dan cepat memperoleh data yang dibutuhkan. Cakupan kegiatan pada tahap ini adalah penyusunan strategi dan perancangan TI serta pengembangan sistem infrastruktur dan aplikasi statistik.
3. Peningkatan kualitas dan manajemen SDM
Peningkatan kualitas dan manajemen SDM dilakukan melalui penataan sistem manajemen SDM yang berbasis kompetensi. Penataan ini mencakup perencanaan, rekruitmen, pengembangan kompetensi karyawan, manajemen kinerja, hingga manajemen karir. Untuk menjalankan peran secara efektif, karyawan BPS harus berpedoman pada nilai-nilai inti BPS.
4. Penguatan kelembagaan
Penguatan kelembagaan mencakup:
  1. Penguatan Institusi: Desain Organisasi dan Penguatan hukum dan peraturan perundang-undangan
  2. Pengembangan SDM: Peningkatan Perencanaan SDM, Pengembangan Prosedur & Kebijakan SDM, dan Peningkatan Pengembangan SDM.

BADAN PUSAT STATISTIK DAN STATCAP-CERDAS







(STATCAP BPS : 2015) 
Visi BPS
Visi dari BPS adalah ”Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua”. Untuk mencapai visi tersebut, ditetapkan misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan.
Misi BPS
Misi dari BPS dapat dirumuskan sebagai berikut:
  • Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien.
  • Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan Indonesia.
  • Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi, pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap penyelenggaraan statistik.
  • Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak.
  • Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.
STATCAP-CERDAS
Tujuan STATCAP-CERDAS
STATCAP-CERDAS (Statistical Capacity Building- Change and Reform for the Development of Statistics) merupakan program transformasi BPS yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi Badan Pusat Statistik (BPS) dalam memproduksi dan diseminasi data yang dapat diandalkan, tepat waktu, sesuai dengan kebutuhan pengguna data yang sesuai dengan standar internasional dan praktik terbaik.
Inovasi, Transparansi, dan Akuntabilitas
Inovasi dalam diseminasi data statistik akan memudahkan akses, interpretasi, dan penggunaan statistik oleh pengguna akhir. Dalam hal penyebaran data dan komunikasi, metode yang digunakan akan berkembang dari publikasi tradisional dan tabel-tabel menjadi teknik visualisasi data dan rangkaian cerita (story-telling).
statcap-visimisiDasar Hukum
  • Undang-undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik
  • Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik
  • Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
  • Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
  • Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2010 tentang RoadMap Reformasi Birokrasi
  • Keputusan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 553 Tahun 2014 tentang Pembentukan Tim Pelaksana Perubahan dan Reformasi Pengembangan Statistik (Statistical Capacity Building-Change and Reform in Development of Statistics) pada Badan Pusat Statistik.
Keterkaitan antara Visi dan Misi BPS dengan Program STATCAP-CERDAS
Melalui program STATCAP-CERDAS, BPS berupaya melakukan perubahan untuk menjadi lebih baik dalam memenuhi kebutuhan konsumen data dan pemerintah. Program STATCAP-CERDAS dilakukan untuk mendukung misi BPS untuk mencapai visi BPS yang telah ditetapkan.

Sistem Neraca Nasional 2008

 
1.1 Definisi Sistem Neraca Nasional (SNA)

(SNN 2008:1) Sistem Neraca Nasional merupakan standar rekomendasi internasional tentang bagaimana menyusun ukuran aktivitas ekonomi yang sesuai dengan penghitungan konvensional berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi.
Rekoomendasi itu berkaitan dengan penggunaan konsep, definisi, klasifikasi, dan aturan neraca berstandar internasionnal seperti Produk Domestik Bruto (PDB) dan indikator kinerja ekonomi lainnya. 
Kerangka kerja penyusunan SNA memerlukan berbagai data yang dikumpulkan dan disajikan di dalam suatu format yang dirancang untuk tujuan analisis, pengambilan keputusan dan kebijakan ekonomi. 
Data yang dikumpulkan dan disajikan di dalam suatu format yang dirancang untuk tujuan analisis, pengambilan keputusan dan kebijakan ekonomi. Data yang disajikan merupakan ringkasan berbagai informasi rinci, yang disusun sesuai dengan prinsip dan presepsi ekonomi serta terkait dengan bekerjanya ekonomi.
Data yang disajikan merupakan ringkasan berbagai informasi rinci, yang disusun sesuai dengan prinsip dan presepsi ekonomi serta terkait dengan bekerjanya ekonommi. SNA menyediakan catatan menyuluh dan rinci tentang aktivitas ekonomi yang kompleks yang berlangsung dalam suatu perekonomian., serta interaksi antar pelaku atau kelompok pelaku ekonomi yang berbeda yang terjadi di pasar atau di manapun. 
Kerangka kerja Sistem Neraca Nasional (SNA) menampilkan neraca yang
a. Menyuluruh, dari semua aktivitas yang dilakukan, sehingga semua pelaku dalam perekonomian tercakup.
b. Kosisten, karena nilai yang sama digunakan untuk menetapkan konsekuensi atas tindakan oleh pelaku ekonomi dengan menggunakan aturan neraca yang sama.
c. Terintegrasi, seluruh konsekunensi atas tindakan tertentu oleh pelaku ekonomi tercermin di dalam neraca, termasuk dampak ukuran kekeyaan di dalam neraca akhir tahun.


1.2 Tampilan dalam bentuk neraca memberi lebih dari sekedar potret ekonomi yang terjadi pada saat atau periode tertentu, karena dalam praktek neraca dapat disusun secara series dengan menyediakan informasi kinerja ekonomi yang sinambung untuk tujuan monitoring, analisis, dan evaluasi kinerja suatu perekonomian.
 SNA tidak hanya menyediakan informasi tentang aktivitas ekonomi yang berlangsung pada suatu periode, tetapi juga aset atau aktiva dan kewajiban atau pasiva serta kekayaan pada saat tertentu dan kesejahteraan di sisi yang lain. Sebagai tambahan, SNA juga menampilkan neraca eksternal yang menunjukkan keterkaitan ekonomi suatu negara dengan luar negeri.

1.3 SNA mendefinisikan agregat ekonomi yang utama seperti PDB, yang secara luas digunakan sebagai indikator tentang aktivitas ekonomi pada level total ekonomi, tetapi penghitungan agregat ini telah lama dihentikan sebagai tujuan yang utama di dalam menyusun neraca.
 Untuk memahami bekerjanya suatu perekonomian, adalah penting untuk mengamati dan menganalisis interaksi ekonomi yang dilakukan antar sektor yang berbeda dalam perekonomian. SNA dirancang untuk bisa diimplementasi pada tingkat agregasi yang berbeda: level individu unit institusi; kelompok unit atau sektor institusi; atau pada level total ekonomi.

1.4 SNA dirancang untuk tujuan analisis ekonomi serta pembuatan keputusan dan kebijakan yang terkait dengan struktur atau target industri yang dicapai dari pembangunan ekonomi suatu negara. 

Konsep dan definisi dasar SNA tergantung pada prinsip ekonomi yang secara universal berlaku dan invariant jika diterapkan pada suatu perekonomian. Demikian halnya klasifikasi dan aturan neraca adalah universal serta dapat diterapkan. Contoh, tidak ada justifikasi dalam menetapkan definisi atas bagian SNA secara berbeda pada perekonomian negara yang berkembang dari negara maju, atau pada sistem perekonomian yang tertutup dibanding perekonomian terbuka, atau dengan tingkat inflasi yang tinggi dibanding inflasi rendah. Definisi atau aturan neraca tertentu yang ditetapkan di dalam SNA menjadi berlebihan dalam kondisi tertentu (contoh jika tidak ada inflasi), tetapi adalah perlu untuk suatu sistem yang bersifat umum memasukkan definisi dan aturan yang luas sehingga berbagai kondisi dapat tercakup.

1.5 Pada awalnya, beberapa negara hanya mampu menghitung beberapa komponen neraca dan tabel pada level total ekonomi, dengan sedikit atau tanpa pemecahan ke dalam sektor institusi.
Tetapi jumlah neraca dan tabel yang berkurang bukan merupakan sistem alternatif. Hal ini bukan mencoba untuk melemahkan prioritas di dalam pengumpulan data bila kondisi ekonomi bervariasi antar satu negara dengan negara lain. Di dalam praktek, prioritas hanya mungkin ditetapkan oleh negara, analis, atau pembuat kebijakan yang sudah terbiasa dengan kondisi, kebutuhan, dan masalah di negara tersebut. Contoh, adalah tidak bermanfaat untuk menetapkan prioritas umum pada negara berkembang bila negera itu merupakan kelompok negara yang heterogen di tingkat dunia. Data prioritas dapat bervariasi antara satu negara berkembang dengan negara berkembang lainnya, antara negara berkembang dengan negara maju, atau di antara dua negara



B. Konsep dasar SNA

1.6 SNA mengukur apa yang terjadi di dalam perekonomian, di antara berbagai pelaku ekonomi, dan untuk tujuan tertentu. Inti dari SNA adalah produksi barang dan jasa. Barang dan jasa ini digunakan untuk konsumsi pada periode neraca, atau diakumulasi untuk digunakan pada periode berikutnya. Secara sederhana, jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh produsen merupakan besaran PDB. Pendapatan yang diturunkan dari PDB didistribusi ke berbagai pelaku atau kelompok pelaku ekonomi sebagai pendapatan. Ini adalah proses distribusi dan redistribusi pendapatan, yang memungkinkan satu pelaku ekonomi mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh pelaku ekonomi lainnya, atau memperoleh barang dan jasa untuk dikonsumsi pada periode berikutnya. SNA menangkap pola aliran ekonomi ini dengan mengidentifikasi aktivitas, dan mengenali pelaku atau unit institusi di dalam perekonomian, serta dengan menentukan struktur neraca yang dapat mencakup transaksi yang relevan dari satu tahap ke tahap lain dari proses di mana barang dan jasa diproduksi dan akhirnya dikonsumsi. Konsep ini diuraikan lebih lanjut pada bab 2 dan bab-bab berikutnya.


1. Aktivitas dan transaksi

1.7 SNA dirancang untuk menyediakan informasi tentang perilaku unit institusi serta aktivitasnya; yaitu produksi, konsumsi, dan akumulasi aset dalam bentuk analisis yang bermanfaat. Hal ini dicapai dengan mencatat pertukaran barang dan jasa serta aset di antara unit institusi. Pada periode yang sama transaksi lain dicatat guna menunjukkan bentuk pembayaran atas pertukaran barang dan jasa atau aset itu dalam bentuk nilai, tetapi sering pula dalam bentuk klaim finansial termasuk notes dan coins.


1.8 Data transaksi merupakan dasar di mana nilai dari berbagai komponen neraca akan dibangun atau diturunkan. Penggunaan data transaksi punya manfaat yang penting. Pertama, bahwa harga barang dan jasa yang dipertukarkan pembeli dan penjual di pasar memberi informasi yang diperlukan di dalam menilai seluruh item dalam neraca baik langsung ataupun tidak. Kedua, transaksi antara dua unit institusi yang berbeda harus dicatat oleh kedua belah pihak, dan selanjutnya secara umum akan muncul dua kali di dalam sistem neraca ekonomi makro. Hal ini adalah hubungan penting dalam penyusunan SNA. Contoh, output merupakan hasil penjualan, pertukaran, atau transfer ke unit lain, tambah pemasukan kurang pengurangan inventori. Pada hakekatnya, output diperoleh dengan mencatat transaksi penggunaan output yang berasal dari data transaksi. Dengan cara ini, arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen melalui sistem ekonomi dapat ditelusuri. Jika unit institusi melakukan dua aktivitas sekaligus seperti produksi dan konsumsi, maka pembukuan internal diperlukan, tetapi transaksi utamanya terjadi di antara unit yang berbeda di pasar.

2. Sektor institusi di dalam perekonomian

1.9 Dalam SNA terdapat dua jenis unit institusi (transaktor) yang berbeda, yaitu rumahtangga dan entitas hukum atau sosial. Entitas hukum terdiri dari: unit institusi yang dibentuk untuk tujuan memproduksi (korporasi); unit institusi yang tidak mencari untung (LNP); dan unit yang dibentuk melalui proses politik, khusunya pemerintah. Karakteristik unit institusi ada tiga, yakni : dapat memiliki barang, aset dan kewajiban; melakukan aktivitas ekonomi; dan bertransaksi dengan unit lainnya.

1.10 Untuk tujuan SNA, unit institusi di atas merupakan residen suatu perekonomian, dan dikelompokkan ke dalam lima sektor sbb :
         a. Korporasi non-finansial
         b. Korporasi finansial
         c. Pemerintahan umum, termasuk dana jaminan sosial
         d. Lembaga non-profit yang melayani rumahtangga (LNPRT)
         e. Rumahtangga
Kelima sektor ekonomi secara bersama membentuk total ekonomi. Selanjutnya masing-masing sektor dapat dibagi menjadi sub-sektor, contoh sektor korporasi non-finansial dan korporasi finansial dibagi menjadi korporasi yang dikontrol pemerintah atau korporasi asing. SNA membuat aturan untuk neraca flow dan balance sheet, yang disusun untuk sektor dan sub-sektor maupun untuk total ekonomi. Jumlah neraca tergantung tingkat pemecahan yang diperlukan dan dimungkinkan. Hanya pemecahan ke sektor dan sub-sektor yang mungkin untuk diamati interaksinya di dalam perekonomian yang perlu diukur dan dianalisis untuk tujuan pembuatan kebijakan.


1.11 Untuk institusi non-residen, SNA tidak memerlukan neraca yang disusun berdasarkan aktivitas pelaku ekonomi luar negeri, tetapi seluruh transaksi antara residen dan non-residen harus dicatat guna melengkapi data ekonomi dari institusi residen. Transaksi antara residen dan non-residen dikelompokkan ke dalam satu neraca tunggal, dan sisanya di dalam neraca luar negeri.

3. Neraca dan kaitannya dengan aktivitas ekonomi

1.12 Bagian ini menjelaskan suatu simpulan ringkas dari neraca-neraca dalam SNA. Tidak mungkin mendapat kekayaan informasi yang terkandung di dalam SNA dengan menggunakan bagian yang singkat ini, penjelasan yang lengkap terdapat di dalam bab 2 sebagai ikhtisar dari keseluruhan.
Neraca barang dan jasa

1.13 Hal yang mendasar di dalam SNA adalah mengidentifikasi barang dan jasa yang dihasikan oleh suatu perekonomian, yang digunakan untuk konsumsi, untuk pembentukan modal, atau untuk ekspor. Seluruh barang dan jasa yang digunakan, dapat berasal dari ekonomi domestik atau impor. Dari sini, setelah harga barang dan jasa mempertimbangkan pengaruh pajak dan subsidi, maka dapat diturunkan neraca barang dan jasa dan kemudian PDB.


Rangkaian neraca

1.14 Identifikasi yang mendasar telah dielaborasi dalam rangkaian neraca flow yang saling terkait, dan dihubungkan dengan jenis aktivitas ekonomi berbeda yang terjadi pada suatu periode waktu, bersama balance sheet yang mencatat nilai stock aset dan kewajiban yang dikuasai oleh unit atau sektor institusi pada awal dan akhir periode. Masing-masing flow terkait dengan aktivitas tertentu dari pelaku ekonomi seperti produksi, distribusi, redistribusi, atau penggunaan pendapatan.

Masing-masing neraca menunjukkan sumber yang tersedia pada unit institusi serta penggunaannya. Suatu neraca diseimbangkan oleh item penyeimbang, yang menggambarkan perbedaan total sumber di satu sisi dan total penggunaan di sisi lain. Item penyeimbang neraca dipindahkan menjadi item pertama di neraca berikutnya pada sisi kebalikannya. Dengan demikian, akan terbentuk rangkaian neraca yang saling terkait satu dengan yang lain. Secara khusus, item penyeimbang merupakan hasil neto dari aktivitas pelaku ekonomi yang dicakup, dan selanjutnya merupakan pertimbangan yang dalam analisis perekonomian. Contoh item penyeimbang adalah nilai tambah, pendapatan siap dibelanjakan, dan tabungan. Ada juga hubungan yang kuat antara neraca flow dengan balance sheet, karena perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu secara sistematis dapat mempengaruhi aset dan kewajiban yang dikuasai unit atau sektor institusi, dan dicatat pada satu sisi atau sisi yang lain di dalam neraca flow.

1.15 Rangkaian neraca itu hanya menjelaskan urutan, tetapi perlu dicatat bahwa aktivitas ekonomi yang berlangsung, tidak harus diinterprestasi terjadi pada waktu yang berurutan, meskipun perlu untuk menyajikan neraca di dalam suatu urutan tertentu. Contoh, di dalam proses produksi akan timbul pendapatan, ketika pengeluaran atau biaya atas output yang dihasilkan kurang dari hasil penjualan. Suatu perekonomian merupakan sistem keseimbangan umum yang menunjukan aktivitas ekonomi yang saling terkait antar unit institusi yang berbeda, yang dilakukan secara bersamaan. Timbal balik yang terjadi berlangsung secara kontinu dari satu jenis aktivitas ekonomi yang satu ke aktivitas ekonomi yang lain.

Neraca current

1.16 Neraca Current atau neraca “berjalan” mencatat produksi barang dan jasa, pendapatan yang tercipta dari aktivitas produksi, berlanjut ke masalah distribusi dan redistribusi pendapatan di antara unit institusi, serta penggunaan pendapatan untuk tujuan konsumsi atau tabungan.

1.17 Neraca produksi mencatat aktivitas menghasilkan barang dan jasa. Item penyeimbangnya adalah nilai tambah bruto, yang didefinisikan sebagai output kurang biaya antara, dan merupakan suatu ukuran kontribusi individu produsen, industri, dan sektor terhadap PDB. Nilai tambah bruto merupakan sumber pendapatan primer dalam SNA, dan selanjutnya dipindahkan ke dalam neraca distribusi pendapatan primer. Nilai tambah dan PDB juga diukur dalam bentuk neto, dengan cara mengurangkan nilai konsumsi barang modal tetap, yaitu angka yang menggambarkan penurunan nilai barang modal tetap selama barang tersebut digunakan di dalam proses produksi.

1.18 Kelompok neraca pendapatan menggambarkan bagaimana pendapatan :
        a. diciptakan dari proses produksi;
        b. didistribusikan ke unit institusi yang menghasilkan nilai tambah tersebut;
       c. didistribusikan kembali di antara unit institusi, terutama oleh pemerintah melalui dana jaminan sosial dan pajak, digunakan oleh unit rumahtangga, pemerintah atau lembaga non-profit yang melayani rumahtangga untuk tujuan konsumsi dan tabung;
       d. disediakan sebagai tabungan untuk akumulasi kekayaan.
   Neraca pendapatan punya pertimbangan ekonomi sendiri. Secara khusus neraca pendapatan diperlukan untuk menjelaskan perilaku unit institusi yang berperan sebagai konsumen akhir, yaitu sebagai pengguna barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan individu rumahtangga dan masyarakat. Item penyeimbangan dalam neraca pendapatan adalah tabungan.

1.19 Tabungan sebagai item penyeimbang dalam neraca pendapatan akan dipindahkan ke neraca modal sebagai urutan pertama dari neraca akumulasi.

Neraca akumulasi

1.20 Neraca akumulasi mencatat flow yang akan mempengaruhi isian balance sheet di awal dan akhir periode pencatatan. Ada empat jenis neraca akumulasi, yaitu: neraca modal, neraca finansial, neraca perubahan lain dalam volume aset, dan neraca revaluasi.
a. Neraca modal mencatat penambahan dan pengurangan aset non-finansial sebagai hasil bertransaksi dengan unit lain, pembukuan transaksi internal yang terkait dengan produksi (perubahan inventori dan penyusutan), dan redistribusi kekayaan (seperti transfer modal).
b. Neraca finansial mencatat penambahaan dan pengurangan aset dan kewajiban melalui transaksi finansial.
c. Neraca perubahan lain dalam volume aset mencatat perubahan jumlah aset dan kewajiban yang dikuasai oleh unit atau sektor institusi, sebagai hasil dari faktor lain di luar transaksi seperti kehancuran aset tetap akibat bencana alam.
d. Neraca revaluasi mencatat perubahan nilai aset dan kewajiban sebagai akibat dari perubahan harga.

1.21 Keterkaitan antara neraca akumulasi dengan neraca current dapat dijelaskan oleh kenyataan bahwa, tabungan harus digunakan untuk memperoleh aset finansial maupun non-finansial. Bila tabungan negatif, kelebihan konsumsi atas pendapatan yang siap dibelanjakan harus dibiayai dengan penempatan aset atau kewajiban. Neraca finansial

Sistem Neraca Nasional
menunjukkan bagaimana dana disalurkan dari kelompok unit ke kelompok unit lain, terutama melalui lembaga perantara keuangan. Akses pembiayaan merupakan prasyarat bagi berlangsungnya aktivitas ekonomi.

Neraca akhir tahun

1.22 Neraca akhir tahun (balance sheet) menunjukkan nilai stock aset dan kewajiban yang dikuasai oleh unit atau sektor institusi di awal dan akhir periode. Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa nilai aset dan kewajiban yang dikuasai setiap saat dapat berubah karena transaksi, perubahan harga, atau perubahan lainnya yang mempengaruhi volume. Seluruh perubahan itu dicatat di dalam neraca akumulasi, sehingga perbedaan antara nilai pembukaan dan penutupan tercatat di dalam SNA, dengan demikian aset dan kewajiban yang dicatat di dalam balance sheet dinilai secara konsisten dengan transaksi dan perubahan lainnya.

Neraca lain di dalam SNA

1.23 SNA merupakan suatu sistem akutansi ekonomi yang kaya dan rinci yang diperluas dengan rangkaian neraca sehingga dapat membentuk neraca dan tabel lain yang mencakup infomasi yang tidak tersedia di dalam neraca utama, seperti dalam bentuk matriks yang bermanfaat untuk tujuan analisis tertentu. Uraian lebih rinci tentang hal ini diberikan pada Bab 2. Pada bagian ini diberikan dua contoh yang punya peran penting dalam SNA.

Tabel penyediaan dan penggunaan (SUT)

1.24 Sebagai tambahan atas neraca flow dan balance sheet, kerangka kerja SNA juga berisi tabel penyediaan dan penggunaan dalam bentuk matriks, yang mencatat bagaimana penyediaan barang dan jasa yang berasal dari produksi domestik dan impor serta bagaimana penyediaan dialokasi untuk memenuhi permintaan antara, permintaan akhir, dan ekspor. Tabel ini terkait dengan penyusunan neraca produksi dan neraca pendapatan untuk industri, di mana datanya diperoleh dari sensus atau survei industri. Tabel penyediaan dan penggunaan menyediakan kerangka kerja akutansi dalam menyusun neraca nasional, di mana total penyediaan dan penggunaan harus diseimbangkan satu dengan yang lainnya secara sistematis. Tabel penyediaan dan penggunaan juga menyediakan informasi dasar yang rinci guna menyusun tabel input-ouput, yang dapat digunakan untuk tujuan analisis ekonomi dan proyeksi.

Neraca dalam satuan volume

1.25 SNA juga menyediakan panduan khusus tentang metodologi penyusunan indeks harga dan indeks volume yang terintegrasi untuk flow barang dan jasa, nilai tambah bruto, nilai tambah neto dan PDB, yang konsisten dengan konsep dan prinsip akuntansi di dalam SNA. Adalah direkomendasi bahwa indeks berantai tahunan harus digunakan bila memungkinkan.

1.26 Angka inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang diukur dengan indeks harga dan indeks volume untuk agregat utama SNA merupakan variabel kunci dalam mengevaluasi kinerja ekonomi masa lalu dan sebagai dasar untuk mengambil kebijakan ekonomi. Angka tersebut merupakan bagian pokok dari SNA. Dalam SNA diakui bahwa pertumbuhan volume PDB dan pertumbuhan pendapatan riil tidak sama, karena terdapat keuntungan atau kerugian perdagangan yang berasal dari perubahan dalam neraca perdagangan internasional.

C. Manfaat SNA

1.27 Tujuan utama SNA adalah menyediakan konsep yang komprehensif dan kerangka kerja yang dapat digunakan membentuk database ekonomi makro yang sesuai dengan tujuan analisis dan evaluasi kinerja perekonomian. Keberadaan database merupakan prasyarat dalam pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan. Beberapa kegunaan khusus dari SNA dijelaskan pada bagian berikut.

1. Memonitor perilaku ekonomi

1.28 Agregat pokok SNA seperti PDB dan PDB per-kapita secara luas digunakan oleh para analis, politikus, media masa, dan masyarakat bisnis sebagai indikator ringkas aktivitas ekonomi dan kesejahteraan. Perubahan agregat yang dihubungkan dengan harga dan volume digunakan untuk mengevaluasi kinerja ekonomi dan menilai keberhasilan atau kegagalan kebijakan ekonomi pemerintah.

1.29 Data neraca nasional menyediakan informasi yang mencakup jenis aktivitas dan sektor ekonomi yang berbeda. Hal ini dimungkinkan untuk mengamati perubahan flow ekonomi seperti produksi, konsumsi rumahtangga, konsumi pemerintahan, pembentukan modal, ekspor dan impor, baik dalam nilai maupun volume. Selanjutnya informasi item penyeimbang hanya didefinisikan dan diukur melalui kerangka kerja neraca, seperti surplus atau defisit anggaran, bagian pendapatan yang ditabung atau diinvestasikan oleh sektor secara individu atau keseluruhan, neraca perdagangan, dll. SNA juga menjelaskan latar belakang perubahan indikator jangka pendek seperti indeks produksi industri, indeks harga konsumen, atau indeks harga produsen yang dapat diinterpretasi dan dievaluasi. Monitoring terhadap perilaku ekonomi dapat ditingkatkan jika sebagian dari agregat pokok SNA dikumpulkan secara triwulanan atau tahunan, meskipun ada beberapa neraca, tabel, atau balance sheet SNA yang jarang disajikan untuk periode triwulanan, namun umumnya tahunan.

2. Analisis ekonomi makro

1.30 Neraca nasional juga digunakan untuk meneliti hubungan sebab akibat dalam suatu perekonomian. Analisis ini umumnya dilakukan untuk mengestimasi parameter dari hubungan fungsional antar variabel ekonomi dengan menerapkan metoda ekonometrik terhadap time series data nilai dan volume yang dikumpulkan di dalam kerangka kerja neraca nasional. Jenis model ekonomi makro yang digunakan untuk estimasi bervariasi antar negara tergantung latar belakang dan tujuan analisis. Namun SNA cukup fleksibel dalam mengakomodasi persyaratan teori maupun model yang berbeda dengan menggunakan konsep dasar produksi, konsumsi, pendapatan, dll yang mendasari SNA.

1.31 Kebijakan ekonomi jangka pendek dirumuskan berdasarkan penilaian atas perilaku ekonomi terkini, dan prediksi tentang perkembangan ekonomi di masa mendatang. Secara khusus, prediksi jangka pendek dibuat melalui model ekonometrik. Kebijakan ekonomi jangka menengah dan panjang harus dirumuskan di dalam konteks strategi ekonomi yang luas.

1.32 Proses pengambilan kebijakan dan keputusan berlangsung di semua tingkat pemerintahan, dan juga di korporasi publik dan swasta. Perusahaan besar seperti korporasi multinasional punya kemampuan membangun model ekonomi makro yang sesuai dengan tujuan analisis, di mana mereka membutuhkan data neraca nasional. Program investasi korporasi harus didasarkan pada prediksi jangka panjang tentang perkembangan ekonomi di masa mendatang yang membutuhkan data neraca nasional. Terdapat perusahaan khusus yang menyediakan prediksi untuk klien individu. Perusahaan itu umumnya memerlukan data neraca nasional.

3. Perbandingan internasional

1.33 SNA digunakan di dalam laporan internasional tentang data neraca nasional yang telah sesuai dengan standar, konsep, definisi, dan klasifikasi yang diterima secara internasional. Data yang dihasilkan digunakan secara luas sebagai perbandingan internasional tentang volume agregat utama, seperti PDB atau PDB per kapita, dan juga perbandingan struktur seperti rasio investasi dan rasio pajak atau pengeluaran pemerintah terhadap PDB. Hasil perbandingan digunakan oleh para ekonom, jurnalis, atau analisis untuk mengevaluasi kinerja ekonomi atas ekonomi lainnya. Hasil perbandingan dapat mempengaruhi keputusan politik dan opini publik tentang keberhasilan program ekonomi suatu negara. Database yang terdiri dari kumpulan neraca nasional untuk kelompok negara tertentu digunakan untuk analisis ekonometrik, di mana data time series dan data cross section dapat digunakan untuk memprediksi hubungan fungsional.

1.34 Level PDB atau PNB per-kapita dari berbagai negara digunakan organisasi internasional untuk menentukan syarat pinjaman, bantuan, atau dana lain pada suatu negara. Bila tujuannya membandingkan volume barang dan jasa yang dihasilkan atau dikonsumsi, maka data dalam bentuk mata uang nasional harus dikonversi ke mata uang yang berlaku umum, dengan cara menghitung Purchasing Power Parities (PPP) dan bukan dalam nilai tukar uang. Pada umumnya nilai tukar market dan nilai tukar fixed mencerminkan daya beli uang yang berbeda. Bila nilai tukar digunakan untuk mengkonversi PDB atau statistik lain, harga barang dan jasa di negara yang berpenghasilan tinggi cenderung lebih tinggi dibanding di negara berpenghasilan rendah, sehingga akan terlihat perbedaan besar di antara pendapatan riil mereka. Nilai tukar yang dikonversi tidak harus diinterprestasi sebagai ukuran volume relatif terhadap barang dan jasa. Level PDB atau PDB per-kapita dari negara yang berbeda juga digunakan untuk menentukan kontribusi negara anggota organisasi internasional atas biaya operasional organisasi tersebut.

1.35 Walaupun organisasi internasional mengumpulkan data neraca nasional dari berbagai negara untuk dilakukan perbandingan, SNA belum dapat mencapai tujuan ini. SNA yang digunakan oleh berbagai negara dapat mengalami sedikit modifikasi ataupun tidak, sesuai dengan kepentingan masing-masing negara. Kantor statistik nasional dan badan pemerintah punya kepentingan untuk memastikan bahwa SNA yang digunakan untuk tujuan analisis dan kebijakan telah sesuai dengan perkembangan SNA yang berlaku.






















Fenomena dan Analisis

Perekonomian Indonnesia di Tahun 2012 pada Triwulan I dan II dapat dilihat dalam Diagram Lingkaran dibawah ini,


Survei Biaya Hidup di tahun 2012,  Memiliki Responden dengan orang tua yang sibuk dan tidak memiliki waktu untuk diminta ketenangan ,sehingga anak dari reponden tersebut menjadi salah satu responden yang mewakili orang tuanya


Keadaan di SMK 2 Kota ternate di bawah pohon kayu yang lagi menyampaiakan keadaan yang ada




Responden dalam survei penyusunan PDRB melalui lapangan usaha dalam bidang usaha tanaman hias.
tanaman hias merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang masuk dalam sektor industri perdagangan dimana terjadinya sistem transaksi dan sistem memproduksi dari pedagang dalam mengolah sistem atau kegiatan ekonomi.



Kepegawaian Dan Hukum Badan Pusat Statistik

Konsep dan Pengertian Tentang Negara Dan Bangsa




(Suhady, dkk :4) Konsep ini lebih membahas tentang kon-sep dan teori terjadinya negara, bentuk-bentuk negara dan tujuannya serta pengertian bangsa. Memahami hakekat tentang negara dan bangsa, serta teori mengenai negara secara lengkap ada disiplin tersendiri, yaitu "Ilmu Negara". secara rinci sehingga para peserta dan pembaca dapat mengerti dan memahami konsep dimaksud dan penerapannya di Indonesia sebagai Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.

A. Teori Mengenai Negara
(Suhhady, dkk, 4:2006) secara alamiah, manusia sebagai makhluk sosial sejak dahulu selalu hidup bersama-sama dalam suatu kelompok untuk mempertahankan kelangsungan hidup nya; mencari makan, menanggulangi masalah, mengata-si ancaman dan gangguan serta melanjutkan keturunan. Semula kelompok manusia itu hidup berpindah-pindah tempat, kemudian karena perkembangan peradaban, mereka mulai hidup menetap pada suatu temppat tertentu misalnya, untuk berternak dan bercocok tanam.
Dalam Upaya mempertahankan kelangsungan hidupnya pada tempat tinggal tertentu yang dipandang baik untuk sumber penghidupan bagi kelompoknya di-perlukan seorang atau sekelompok kecil orang-orang yang ditugaskan untuk mengatur dan memimpin kelompoknya. Kepada pemimpin kelompok diberikan kekuasaan/kewenangan tertentu dan anggota-anggota kelompok diwajibkan untuk mentaati peraturan atau perintah dari pemimpinnya. Dengan adanya seorang atau beberapa orang dijadikan pemimpin yang mengatur atau perintah dari pemimpinnya. Dengan adanya seorang atau beberapa orang dijadikan pemimpin yang mengatur per kehidupan anggota kelompok dan adanya ketaatan dan anggota kelompok terhadap pemimpinya, maka timbullah dalam kelompok itu suatu kekuasaan "pemerintahan yang sangat sederhana"(Kansil : 1978). setiap anggota kelompok itu dengan sadar mengetahui dan mendukung tata hidup dan peraturan-peraturan yang ditetapkan pemimpin mereka. Tata dan peraturan hidup tertentu itu mula-mula  tidak tertulis yang batas-batasannya tidak jelas dan merupakan adat kebiasaan saja. Lambat laun peraturan itu mereka tuliskan dan menjadi peraturan-peraturan tertulis yang dilaksanakan dan ditaati.
Dengan semakin luasnya kepentingan sekelompok-sekelompok itu dan untuk mengatasi segala kesulitan yang timbul baik internal maupun eksternal, dirasakan perlu dibentuk suatu organisasi yang lebih teratur dan memiliki kekuasaan yang memadai. Organisasi itu sangat diperlukan untuk melaksanakan dan mempertahankan peraturan-peraturan hidup agar dapat berjalan secara tertib. Organisasi yang memiliki kekuasaan seperti itulah yang kemudian dinamakan Negara.
Secara etimologi, istilah "negara" berasal dari terjemahan bahasa asing "staat" (Belanda, Jerman) dan "State"(inggris) Kata staat maupun state berakar dari bahasa Latin, yaitu status atau statuni, yang berarti menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri, dan menempatkan. Kata status juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang menunjukkan sifat atau keadaan tegak dan tetap.
Dalam hubungan dengan uraian di atas, Kansil (1978) menyatakan bahwa "Negara adalah suatu organisasi kekuasaan dari pada manusia-manusia (masyarakat) dan merupakan alat yang akan dipergunakan untuk mencapai tujuan bersama".
Konsep dan pengertian Negara sebagai organisasi kekuasaan dipelopori oleh J.H.A. Logemaan dalam buku Over De Theorie Van Een Stelling staadrecht, yaitu bahwa keberadaan negara bertujuan untuk mengatur dan menyelenggarakan masyarakat yang dilengkapi dengan kekuasaan tertinggi. Pengertian tersebut menempatkan negara sebagai organisasi kekuasaan (Budiyanto 1997). Pandangan seperti itu  kemudian diikuti oleh Harlod J. Laski, Max Weber dan Leon Duguit. Dalam pengertian leas, negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang diatur secara konstitusional untuk mewujudkan kepentingan bersama.
Dibawah ini dikemukakan pengertian negara dari pendapat beberapa pakar kenegaraan , antara lain :
1. Geogrge Jellinek
Negara ialah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.
2. George Wilhelm Fredrich Hegel
Negara merupakan organisasi kesusilaan ang muncul sebagai sintesa dari kemerdekaan individual dankemerdekaan universal.
3. Kranenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbu
 karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
4. Roger F. Soltau
Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan per-soalan bersama atasnama masyarakat.
5. R. Djokosoetono
Negara ialah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada di bawah suatu pemerintahan yang sama.
6. Soenarko
Negara ialah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu di mana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai souvereign (kedaulatan).
Dari beberapa pendapat mengenai negara ter-sebut, dapat disimpulkan pengertian sebagai berikut: "Negara adalah organisasi yang di dalamnya harus ada rakyat, wilayah yang permanen, dan pemerinntah yang berdaulat (baik ke dalam maupun ke luar".
Dalam konteks organisasi kekuasaan, di dalam negara terdapat suatu mekanisme/tata hubungan kerja yang mengatur suatu kelompok manusia (rakyat) agar berbuat, atau bersikap sesuai dengan kehendak negara.
Untuk menghindari adanya kekuasaan yang sewenang-wenang, disisi lain negara juga menetapkan cara-cara dan bat
as-batas sampai dimana kekuasaan itu dapat digunakan dalam kehidupan bersama, baik oleh individu, golongan, organisasi maupun oleh negara itu sendiri.
Mengenai terjadinya suatu negara terdapat beberapa teori, antara lain sebagai berikut:
1. Teori Kenyataan
Timbulnya suatu negara itu adalah soal kenyataan , apabila pada suatu ketika telah terpenuhi unsur-unsur negara (daerah, rakyat dan Pemerintah yang berdaulat) maka pada saat itu juga negara sudah menjadi satu kenyataan.
2. Teori Ke Tuhanan
Timbulnya suatu negara adalah atas kehendak Tuhan segala sesuatu, tidak akan terjadi apabila Tuhan tidak menghendakinya. Kalimat-kalimat seperti" Atas berkat.rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa.." by the grace of god ..." menunjuk kearah teori ini.
3. Teori Perjanjian
Negara itu timbul karena perjanjian yang dibuat antara orang-orang yang tadinya hidup bebas merdeka, ter-lepas satu sama lain tanpa ikatan kenegaraan.

Sabtu, 30 Mei 2015

Penguatan Akuntabilitas Kinerja (RB BPS :2014)


(RB BPS :2014) Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Tujuan :
Meningkatkan kapasitas dan kapasitas kinerja birokrasi BPS.

(RB BPS: 2014) Program
1. Penguatan Sistem Akuntabilitas Kinerja
2. Pengembangan Sistem Manajemen Kinerja BPS
3. Penyusunan dan penyempurnaan Indikator Kinerja Utama (IKU)

 22

Manajemen Perubahan (RB BPS :2014)


(RB BPS :2014) Manajemen Perubahan
Tujuan :
"Mengubah sistem, pola pikir dan budaya kerja menjadi lebih baik yang sesuai dengan tujuan dan sasaran RB
"
(RB BPS :2014) Program
1. Pembentukan Tim Manajemen Perubahan.
2. Penyusunan Strategi Manajemen Perubahan dan Strategi Kommunikasi.
3. Sosialisasi dan Internaisasi.


24

Penguatan Pengawasan (RB BPS :2014)

(RB BPS :2014) Penguatan Pengawasan
Tujuan :Mewujudkan pemerintah yang bersih dan bebas KKN seperti tertulis pada Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999.

(RB BPS :2014) Target
1.Meningkatkan Kepatuhan terhadap peningkatan keuangan BPS
2. Meningkatkan efektivitas pengelolaan keuangan negara di BPS
3. Meningkatkan status Opini BPS terhadap pengelolaan keuangan negara di BPS.
4. Menurungnya tingkat penyalahgunaan wewenang di BPS.



20

Penataan Kualitas Pelayanan Publik (RB BPS :2014)


(RB BPS :2014) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

(RB BPS :2014)Tujuan
Memberikan pelayanan yang lebih cepat, lebih murah, lebih mudah dan lebih berkualitas

(RB BPS :2014) Traget

1. Pemangku kepentingan semakin percaya dan puas dengan data BPS.
2.Pelayanan dan diseminnasi data berjalan dengan lebih cepat dan lebih murah.
3. Kepuasan Pengguna data meningkat.
4. Pengguna data mengetahui dengan pasti "kapan data disajikan/dirilis.
5.Pengguna data dapat memperoleh pelayanan yang sama.


18

Penataan Tatalaksana (RB BPS :2014)




(RB BPS:2014) Penataan Tatalaksana

(RB BPS :2014) Tujuan Meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses dan prosedur kerja.
Program:
1. KerangkaJaminanKualitasdata statistik
2.TeknologiInformasi danKomunikasi(TIK)
3. Pelayanan Publik
     a. Sistem Pelayanan Terpadu
     b.Sistem pelayananBektronik/e-government



16